Pages

20130623

Farid Stevy Asta | Romansa Jenny hingga FESTIVALIST


Suara bulat dengung feedback gitar menjadi sebuah prolog pendek yang segera menghantarkan lagu Mati Muda untuk dilantunkan.Deklamasi lirik pendek menjadi tegas bergema didepan altar sekerumunan orang-orang dengan kebahagiaannya.Masing-masing bagian menghibahkan ruhnya kedalam track yang membahasakan tentang kematian dan semangat hidup.Sosok ramping, agak tinggi(rata-rata), mengenakan jubah hitam, memakai kaca mata ala John Lenon "The Beatles", berpayung dan ditangannya terpegang sebuah buku note hitam kecil.Selow, sederhana, agak lusuh.Dan itulah pertama kali saya menghijabkan diri untuk mengikuti setiap festival bersama anak asuhnya "Jenny" dengan ajaran badut bapaknya , Farid Stevy Asta.Bak sebuah imam dalam sebuah persembahyangan yang dihadiri ribuan umat muslim, ia menjadi panutan dan pusat perhatian ratusan pasang mata tertuju.

Pemuda berbakat dan lebih ke "multitalented", yang lebih dikenal dengan nama aslinya Farid Stevy Asta, atau biasa dipanggil Farid.Ia terlahir di Yogyakarta, dalam kehangatan keluarga sederhananya tepatnya 20 Oktober 1982 bertempat di Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta.Memilih menimba ilmu hingga lulus di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan menekuni jurusan Desain Komunikasi Visual.Berpawakan tidak terlalu kekar, tidak macho, tetapi bisa dibilang tulen, hehe :D

Dengan beberapa bagian dosa dan kuasa sehari-harinya, ia ibaratkan mengasuh Jenny dari seorang sundal yang mati ketika melahirkan anak perempuan kecil hasil hubungan terlarang dia beserta keempat bangsat karibnya.Jenny terlahir dikampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada pertengahan 2003.Beranggotakan Farid Stevy Asta (vokal), Arjuna Bangsawan (bass),Roby Setiawan (gitar), dan Anis Setiaji (drum), awalnya Jenny dibentuk murni untuk mengisi acara malam keakraban jurusan.Lambat laun semakin berkembang dan orang-orang mulai mengenalnya.Musik Jenny bercita rasa perpaduan antara rock modern, rock n roll, dan garage rock dengan komposisi seadanya, hampir rock nyaris seni namun berkualitas dari darah rock mereka sendiri,Almost Rock Barely Art.Benbenan sampai Tuhan tak berkenan :D.

Album pertama Jenny bertajuk Manifesto Postmodernisme(2009).Liriknya terpaut dengan manusia-Tuhan-hidup-mati, rutinitas keseharian,dan hal-hal sensitif lainnya.Ada 10 lagu didalam album tersebut, yaitu antara lain : Resistance is Futile, The Only Way, Look With Whom Im Talking To, Mati Muda,Dance Song, Monster Karaoke, Mahaoke, Menangisi Akhir Pekan, 120 dan ManifestoPostmodernisme.Untuk single Mati Muda,tercatat sebagai salah satu pengisi soundtrack film layar lebar Radit & Jani (2008).Setelah mengeluarkan album Manifesto Postmodernisme,kemudian terlahir pula dua free download single : Hujan Mata Pisau dan Hari Terakhir Peradaban (HTP).

Adapun single HTP adalah prolog kasar, jembatan menuju album kedua Jenny.Setelah merilis dua single tersebut terjadilah suatu peristiwa besar dalam keluarga Jenny, yaitu pengistirahatan nama Jenny dan mentasbihkan diri mereka menjadi FESTIVALIST (FSTVLST) cek twitter @fstvlst.Hal ini dilakukan untuk menghormati dua karibnya yang memilih keluar dari Jenny karena mereka berdua sudah tidak sanggup lagi mengasuh Jenny yang semakin lama semakin binal pada masa keremaja'annya.Arjuna Bangsawan (bass) digantikan oleh Humam Mufid Arifin dan Anis Setiaji (drum) digantikan Danish Wisnu Nugraha sebagai pengasuh selanjutnya.Dan lagu-lagu bersajak puitis pun makin hari makin banyak dituliskan dan diperdengarkan olehnya, diantaranya : Bulan ,Setan Atau Malaikat, Tanah Indah Untuk Para Terabaikan Rusak dan Ditinggalkan, Ayun Buai Zaman , serta Orang-orang Di Kerumunan.

Sebelumnya, Festivalist adalah nama kolaborasi proyek seni rupa antara Farid dan Roby yang kemudian dibawa naik untuk dijadikan nama baru dari Jenny. Festivalist mempunyai makna orang-orang yang berkumpul, bersenang-senang, berbahagia, dan merayakan suatu hal bersama dengan kaidah-kaidah yang berlaku.Menurut Farid, Festivalist adalah personel dan para penikmat musiknya.Semuanya sama, setara (=), satu level, dalam jubah apapun itu dan menikmati pertunjukan itu tanpa ada perbedaan kasta.Tak ada istilah fans dan artis , semua satu rendah ditengah kebahagiaan Festivalist.Jenny adalah FSTVLST dan Festivalist adalah teman pencerita. Ditengah kesibukan membadut di FSTVLST, Farid mengisi waktu luangnya untuk berkarya digaleri kecil miliknya pribadi “Liberated Studio”.Bertempat di sebuah rumah kontrakan sederhana di daerah Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta.Selain itu ,ia juga mempunyai proyek sampingan juice bar“Juicide” yang berlokasi di Bandung dan usaha apparel dengan merk dagang “Affairs” di Yogyakarta.

Mengenai hasil perkawinannya dengan musik dan seni,mungkin ia belum setenar Jimmy Multazam-nya The Upstairs/MORFEM tetapi beberapa artwork-nya tidak kalah 'WOW'.Ia sering dipercayai untuk membuatkan brand logo oleh sebuah instansi maupun usaha disekitarnya.Yang diantaranya adalah : MAICIH keripik setan ,XYEZED brand clothing , cover album SAVIOR band, BASOBASO, SMD FXDGR samarinda fixed gear ,dan masih banyak lagi.

Prestasi terbesar Farid selama ini menurut saya adalah menjadi pemenang dari sayembara logo yang diadakan PT K A I Kereta Api Indonesia (PERSERO).Dari jerih payah hasil karyanya itu, ia mendapat penghargaan bernilai sekitar Rp200 juta, yang dilansir disebuah artikel berita online, uang tersebut akan digunakan untuk membantu keluarga dan untuk modal produksi album kedua untuk FSTVLST.Niatan tulus yang sangat baik untuk memanjakan telinga para Festivalist.

Sebagai seorang public figure diranah permusikan Yogyakarta, ia dikenal tidak sombong dan tampil jumawa,selow dan apa adanya.Ia selalu berkutik dengan kesederhanaan dalam karyanya. Menurut saya, sebagai manusia ia telah mencapai puncaknya, yaitu : bahagia.Bahagia dengan sepak terjangnya di dunia musik, seni,bisnis, dan doktrin idealismenya kepada penalaran pemuda modern kini. Dengan segala polahnya, twitt'nya yang hanya sabtu minggu, hashtag #bahagiaitusederhana itu tercetus dari pemikirannya disebuah account social media pribadinya.Dari kebahagiannya yang sederhana, ia kemudian berbagi kebahagiaan-kebahagiaan lain kepada orang-orang disekitarnya. Selow , menginspirasi dan mulia.

Dan selain bergelut dibidang musik pemuda yang gemar mengendarai Vespa ini dikenal juga sebagai perupa dan desainer.Farid senang mengikuti pagelaran seni rupa kontemporer diberbagai eksebisi.Sejak kecil memang cita-citanya adalah menjadi seorang seniman.Ia telah melakoni Solo Exbition di Deux Machina, Jakarta.Sebuah acara didaerah Kemang yang menjadi pameran perdananya disebuat galery baru yang baru saja dibuka.Pameran berjudul "GDRS GTH" Godres Getih ini merupakan kelanjutan dari eksebisi di Deus Ex Machina Bali pada 2010 lalu.Dan beberapa waktu yang akan datang ia akan menggelar next Solo Exbhition Gallery di Kendra Gallery, Seminyak Bali, yang bertajuk "Being Happy Is Simple" (Bahagia Itu Sederhana).Acara tersebut akan dibuka tanggal 29 Juni hingga 29 Juli 2013.Sukses selalu mas Farid... :D

Apa yang dikaryakan Farid baik itu lewat pertunjukan musik, seni rupa bisa dibilang tidak ada perbedaan karakter.Ia menganggap ketika bernyanyi, menulis, dan melukis adalah hal yang sama, sedikit perbedaannya terletak pada, nada, kata, dan warna.

" Tak ada hal yang perlu diperjuangkan, kecuali kebahagaan saat ini ".

 Thanks mas bro, you look so good man, your my inspiration in my live. Good luck ! (Ade Nugrahanto) @grahadeea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar