Pages

20160216

Binar Senja | Kesederhanaan Doa, Dosa dan Harapan

   Pagi yang begitu mengesankan, membilur dinginnya Yogyakarta bagian utara. Diselingi rintik hujan sisa semalam, membungkus rasa malas untuk menanggalkan selimut  ini. Matahari nampaknya enggan menjalani rutinitas paginya hari ini. Tapi sekelebat terlintas aroma kopi robusta yang nggak bakalan tersaji begitu saja didepan hidung pesek ini (nggak pesek-pesek amat sih sebenernya, hehe) kalau aku nggak bikin sendiri. Udah deh nggak usah pikir-pikir lagi, segera bergegas menuju dapur dan sok jadi barista, bikin kopi yang tiap pagi merangkap jadi assistant dan juga pacar, ahaha ☺. Tuang air panas yang kebetulan masaknya nggak terlalu lama karena airnya cuma sedikit, buat sendiri ini. Masukkan bubuk kopi, tambahkan sedikit gula dan aduk-aduk tanpa menanggalkan jaket tebal usang satu-satunya yang tetep nggak mau pisah dari badan kecil ini.

   Taraaa..., secangkir kopi panas, sedikit manis banyak pahitnya sudah jadi, tinggal dinikmati aja. Yang pasti nggak ada campuran sianida-nya lho. Didasari oleh quote 'cadas' yang sempet aku dengar dan baca, "Ngopi sik ndak edan!" (dibaca; ngopi dulu biar nggak gila), ditemenin pisang goreng yang dibeliin ibu disela-sela kesibukan beliau sembari menyiapkan sarapan. Aduh, nikmat Tuhan bukan main rasanya. Aroma kopi yang bikin otak rehat sejenak mikirin kinerja pemerintah yang aku sendiri nggak ngerti mau dibawa kemana hubungan kita (eh salah, malah nyanyi), iya yang nggak jelas kemana arahnya. Cukup segitu aja ngomongin kopi (tanpa sianida *lagi) dan sistem pemerintahan 'aduhai' dinegara ini.

   Pas buka hape, iseng-iseng cek beberapa artikel dan baca-baca updatean berita harian online. Tapi lagi-lagi dibuat kecewa hati ini, isinya basi banget, entah itu pembunuhan, pelanggaran HAM, kebakaran, prostitusi dan yang nggak bakalan kelar-kelar soal korupsi. Sesuatu yang melekat erat dinegara kita ini dan mungkin nggak bakalan ada habisnya. Daripada mood pagi ini (yang awalnya terbangun bagus karena pagi yang bersahabat untuk bermalas-malasan dan secangkir panas kopi robusta) jadi hilang, aku langsung menuju address bar, coba masukin keyword namaku sendiri. Eh, setelah pilah-pilih ada yang nyangkut dimata sayu ini, yaitu blog yang sempet aku bikin beberapa tahun lalu. Saking nggak keurus sampai lupa kalo pernah jadi netizen amatir, hehe. Tanpa pikir panjang langsung aja klik alamat blog itu (blog ini) dan setelah laman terbuka ternyata baru ada 2 publikasi, itu aja isinya tentang band yang bikin aku 'melek pemikiran', adalah FSTVLST (dibaca; Festivalist, dulunya Jenny, sebenernya lebih suka Jenny sih daripada FSTVLST ☺ *curcol). Berangkat dari keresahan itu, kepikiran juga buat nulis lagi diblog gak jelas ini. Ya memang nggak jelas, seperti satu-satunya hal yang sampai sekarang aku nggak paham apa gunanya irisan mentimun yang ditambahin dibungkusan nasi goreng kalau aku (pasti kalian juga) beli diabang-abang tukang nasgor pinggir jalan. Haha, mungkin ada yang mau share sejarahnya ?, boleh loh ☺ .

   Mikirnya udah yah, hehe. Oh ya balik lagi soal nulis, aku bingung juga mau nulis apa, waktu SD aja nilai pelajaran Bahasa Indonesia ku nggak jelek-jelek amat sih, nah loh #?!. Keasikan ngulik hape jadi lupa kalo tadi bikin kopi. Masih ada sisa tapi udah nggak seasik tadi sih, udah hampir jadi agar-agar, ahaha (saking dinginnya udara dan kelamaan dianggurin). Nyruput sisa kopi sampai habis dan mulai kebuka pemikiran ini, "Kenapa nggak nulis soal Binar Senja aja yah ?", gumamku dalam hati.

   Awalnya ngerasa canggung juga sih buat bercerita banyak soal apa itu Binar Senja, siapa dia atau ada apa antara antara aku dan dia ?. Tetapi begitu pun banyaknya ruang-ruang bergeming dihati ini yang nge-buat aku akhirnya mau berbagi cerita itu. Mungkin buat semua orang diluar sana bakalan aneh, nggak paham dan atau bahkan nggak penting ketika aku menuliskan dan memperdengarkan kata Binar Senja, akhir-akhir ini dibeberapa account social media dan instant messaging pribadiku.

   Tetapi tidak sedikit pula yang nanya ke aku, perihal itu. Berawal dari itu semua, cerita panjang yang mungkin melelahkan nantinya atau mungkin sebaliknya ini dimulai, yaksip... tiga, dua, satu...

   Binar Senja, adalah sebuah nama sederhana akan tetapi syarat makna. Ketika menengok Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti nama Binar Senja tentu saja tidak akan ada keterangannnya, karena nama tersebut terangkai dari dua kata yang mempunyai arti masing-masing dan berpadanan menjadi satu nama yang sedikit unik.

   Dalam KBBI, binar berarti bersinar-sinar; bercahaya dan senja sendiri bermakna waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam. Jadi secara gampang, Binar Senja berarti cahaya yang bersinar setelah matahari redup dan tenggelam (senja). Namun tidak berhenti disitu saja, arti dari nama tersebut. Mengapa Binar Senja ?, makna lebih dalam dari itu semua yaitu ;

   Binar Senja adalah puncak, klimaks rangkaian cahaya yang dipersembahkan matahari sepanjang masa keemasannya dan kehangatannya rentang waktu fajar hingga magrib (sore). Anugerah terindah dari Tuhan dengan fenomena semburat jingga sebelum matahari menutup mata, kemudian tenggelam. Ya, menulis ulang ungkapan, "Sekali berarti sudah itu mati", dari salah satu sastrawan kenamaan, Chairil Anwar. Berikan selalu apa yang terbaik dalam hidup dan setelahnya kau akan meninggalkan dunia ini dengan senyum indahmu. Cahaya yang kau hadirkan dengan singkat, hanya sekitar 30 menit dari 12 jam yang Tuhan tugaskan kepada matahari untuk menyinari dunia ini. Dalam konteks ini Binar Senja berarti keindahan dan keniscayaan, yaitu tentang kehidupan dan kematian yang secara tidak sengaja saling bersinggungan menjadi satu, melekat dalam diri Binar Senja. Binar yang menghidupkan kebahagiaan didunia dan senja yang indah namun sementara, lalu tenggelam (kematian). Tetapi dalam rentang waktu tersebut semoga engkau menjadi manusia yang berarti dan 'migunani tumraping liyan' dalam setiap sisi lembaran kehidupanmu. Tampak bertolak belakang antara waktu senja yang singkat dan batas usiamu dikehidupan nyata yang panjang (menurut rata-rata umur manusia pada umumnya).

   Capek juga yah cerita panjang gini, hehe. Duhh, kopi juga abis nih ? mau gimana dong ? cuman sisa pisang goreng dua biji, yaudah deh sikat aja yah nanti closing pake air putih juga nggak apa-apa ☺, lanjut ? Eh, hampir kelupaan nama Binar Senja juga terinspirasi dengan nama anaknya mas Cholil Mahmud (vokalis band Efek Rumah Kaca) yaitu, Angan Senja. Aihh, sweet banget yah namanya. Yukk lanjut ngrecokin Binar Senja-nya.

   Perlambang kehangatan dan kasih sayang juga nempel dinama Binar Senja. Ketika senja, matahari akan meredupkan cahayanya. Disaat yang bersamaan, sekitar 30 menit setiap orang akan menikmati pancaran warna-warni terindah dilangit barat. Pada saat itu apakah masih ada saja rasa dendam dihati manusia ?, jika iya berarti betapa bodohnya manusia itu yang buta akan nikmat Tuhan nan elok lagi mendamaikan hati.

   Dan lagi, Binar Senja, namamu kelak adalah bercerita banyak tentang kebahagiaan, keindahan, kehangatan dan kesederhanaan yang Tuhan berikan. Sesuatu yang singkat, namun selalu dinantikan, dibanggakan dan selalu hadir menemani disetiap ujung harinya. Sesuai hati dan keresahanku, itu adalah nama terindah dengan beribu makna kebahagiaan didalamnya. Binar Senja, begitu nyata memikat. Mengajarkan tentang pertemuan dan perpisahan. Bahwa keduanya adalah menjadi satu yang indah apa adanya, hakiki kehadirannya.

   Mencakup itu semua, nama Binar Senja dari hatiku sendiri, sebenarnya adalah bentuk doa, harapan, keresahan, pemikiran, dan tanggung jawab yang akan aku titipkan kelak padamu. Segala bentuk ide dan caraku menikmati ketakutan hidupku dalam balutan kenikmatan sementara, bahwa hidup itu sebenarnya tidak akan pernah sempurna. Aku tahu senja membisu, namun hangat dan bermakna luas. Mempertemukan birunya langit dan jingga menuju malam nan menemaniku menghiasi guratan-guratan suka duka kehidupanku. Aku titipkan harapan-harapan sederhana dan cita-cita besarku nantinya. Semoga suatu nanti kau lebih 'gila' dari aku dalam merespon pilihan-pilihan yang begitu satir ini. Semua yang menjadi pemikiranku dalam berproses, akan mendarah mendaging disosokmu esok. Itulah doa, dosa serta harapanku padamu, Binar Senja. Aamiin.

   Aku mungkin berharap nama itu satu-satunya di Indonesia atau bahkan didunia. Tetapi realitanya, tidak menutup kemungkinan nama itu sudah atau akan digunakan oleh orang lain sebelumnya. Satu hal yang pasti semoga nama Binar Senja dariku ini, banyak berguna untuk kehidupan dimasa depan nantinya.

   Bukan tentang originalitas atau apalah itu soal nama itu dariku, tetapi segala bentuk kebaikan dan kebahagiaan Binar Senja yang aku pikirkan ini akan menular pada semua orang diluar sana. Luas dan meluas tak berbatas. Dan aku pun tidak akan melarang ataupun menyalahkan siapapun untuk menggunakan nama Binar Senja.

   Nggak kerasa yah, siang pun menjelang, hehe. Keasikan cerita sih, sampai lupa mandi pagi dan sarapan nih. Udah ya segitu aja, itulah sedikit-banyak ceritaku tentang Binar Senja. Penting atau tidaknya nama itu, ya itulah arti luas Binar Senja.

   Sederhana, manis dan membahagiakan. Ambil nafas panjang, berhenti sejenak dan mulailah menyadari kebahagiaanmu dengan hal-hal yang paling sederhana. Jadilah diri sendiri meskipun jadi diri sendiri dizaman ini sama sulitnya dengan menjadi orang lain, totalitas dan mulailah bersahabat dengan realita keadaanmu. Bebaskan matamu untuk berkedip (ojo gumunan, jangan kagum berlebihan), karena setiap kadar kebahagiaanmu pasti berbeda cara mendapatkannya dengan cara orang lain. Cukup, salam hangat untuk keluarga dan orang-orang terkasih dihidup kalian.
Terimakasih ☺.


1 komentar: