Pages

20160310

Kesempatan | Antara Waktu dan Optimisme

Saat kecil dulu, untuk memahami proses menanam padi pun saya butuh banyak waktu. Haha, terlalu jauh kalau mengartikannya sebagai memahami, untuk mengerti saja saya tidak secepat mengedipkan mata. Waktu demi waktu berlalu, ya saya tumbuh sampai seperti sekarang. Proses pemahaman terhadap sesuatu hal memang tidak instant begitu saja. Perlu cukup waktu dan kesempatan. Begitu riskannya kesempatan didalam hidup ini. Beberapa hal yang mungkin tidak akan kejadian jikalau Tuhan tidak memberikan kesempatan. Memang kesempatan adalah hal yang sangat saya percayai, setelah adanya Tuhan tentunya. Bagian-bagian kecil dikehidupan memang tak bisa lepas dari kesempatan.

Tak ayal memang ketika kita harus mengejar segala bentuk kebaruan tetapi kita lupa seberapa besar pula kesempatan yang kita miliki. Jangankan untuk memiliki, memperoleh pun terkadang kita terbentur ini dan itunya. Kesempatan mungkin saja memang diberikan Tuhan secara lancar kepada teman kita tanpa mereka minta, namun tak serupa adanya pada kita. Disitulah polemik ketidaksadaran diri untuk menciptakan kesempatan-kesempatan itu berpihak pada hidup kita. Persimpangan yang sangat memelikkan lagi membingungkan langkah kita selanjutnya.

Berjalan ditebing yang licin, terjal dan beresiko tinggi. Tetapi dengan rasa percaya diri kita mampu menakhlukkannya tanpa sedikitpun tubuh kita yang cidera. Itu kesempatan.

Bangun pagi, setelah lelah bekerja semalam suntuk. Deadline tugas-tugas mengikat kuat. Tetapi ketika matahari menyapa diufuk timur, kita masih mampu membuka mata dan menikmatinya tanpa ada rasa malas untuk beraktivitas. Kesempatan.

Interview new job, pakaian serba rapi tanpa kurang suatu apapun. CV terbaik, latar belakang pendidikan yang membanggakan namun pada akhirnya tidak sesuai bayangan kita hasilnya. Kita belum bisa bergabung pada perusahaan tersebut. Kesempatan juga.

Menantikan fenomena gerhana matahari total. Ya tepatnya terjadi kemarin 9 Maret 2016. Maha Kuasa Tuhan memang selalu memberikan yang terbaik pada ciptaannya. Subhanallah, sangat indah sangat mempesona dan sangat menggetarkan hati kita. Meskipun hanya sebagian tempat yang terlintasinya, kota (Yogyakarta) tempat tinggal saya pun tak diberi kesempatan untuk menyaksikannya. Melalu live stream salah satu website, saya pun tak melewatkannya. Awesome, sangat sangat sempurna adanya. Fenomena alam yang mungkin hanya sekali seumur hidup saya, ataupun harus menunggu berpuluh tahun lagi. Itulah kesempatan

Masih banyak hal yang terjadi tak lepas dari kesempatan yang Tuhan berikan pada hidup kita. Tiba-tiba datang ataupun yang kita nanti-nantikan sebelumnya. Bagaimana kita merespon hal-hal demikian dengan percaya diri. Kesempatan yang mampu kita ciptakan sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain itulah yang harus kita optimalkan. Memang tak bisa dipungkiri, peran orang lain sangat berarti bagi hidup kita. Mungkin suatu ketika kita mempunyai sebuah ide atau keperluan yang membutuhkan skill yang baik dalam menyelesaikannya. Semisal kita ingin membuat desain untuk kaos tim futsal atau mengatur ulang ruang kerja. Terkesan tak bermasalah apapun ketika kita memiliki banyak teman baik hati yang memang ahli dibidang tersebut. Ya kadang harganya 3M untuk designer. "Makasih, maaf merepotkan", haha pengalaman. Tetapi untuk kasus lain teman atau kenalan kita sedang sibuk atau tidak bisa membantu dengan alasan yang bermacam. Apa kita memang sampai hati, ketika kita sudah jarang bertemu, jarang kontak dimedsos, dan tiba-tiba tanpa rasa canggung untuk meminta tolong ? Memang tidak ada hal yang disalahkan ketika hal tersebut dilakukan, tetapi kurang pas lah hehe. Alhasil, rencana awal kita atau ide kita yang kita ingin realisasikan jadi terbengkalai dan pada ujungnya bisa gagal. Sedih bukan ?. Rencana lantas tinggal rencana belaka.

Lalu kita harus seperti apa? Apa yang kita ambil dari hal tersebut ?. Jangan terlalu mengandalkan orang lain. Ada waktu untuk kita menciptakan kesempatan untuk mempertebal skill kita. Semua hal dapat kita pelajari. Semua tergantung pada niat dan kemauan yang keras. Menutupi kekurangan- kekurangan kita dengan mempelajari hal-hal baru. Kesempatan memang tidak mudah didapatkan. Jika memang tekad kita kuat, apapun bisa terjadi termasuk untuk belajar dan membuka kesempatan untuk mendalaminya. Kecuali memang dikerjakan setengah setengah dan memiliki mental mudah menyerah, ya itu sah-sah saja. Menurut saya sesuatu yang dikerjakan dengan setengah hati dan bukan totalitas lebih baik tidak perlu dilanjutkan. Saya meyakini jika hasilnya pun tidak akan maksimal.

Terkadang rasa menyerah dan putus asa itu ada, toh kita juga manusia biasa. Mudah terpancing hal-hal yang menggiurkan tetapi begitu dangkal ketika disudutkan pada masalah-masalah yang pelik. Sudahlah, hapus air matamu mulailah semangat barumu lagi. Pelajari segala hal selagi mampu dan ada kesempatan. Tak mudah memang, pasti ada keraguan dan ketakutan ketika mencoba hal-hal baru. Itulah proses. Tak ada alasan untuk menahan diri melakukan hal hal positif yang bisa mengasah kemampuan kita. Membuang jauh-jauh hal yang menghambat prosesnya.

Kita memang bukan ciptaan-Nya yang sangat sempurna, yang serba mampu ini itu. Tetapi itu semua sebagai dongkrak untuk memacu langkah kita. Kesempatan yang baik untuk menetaskan kemampuan baru yang sebelumnya tidak kita miliki bahkan untuk kita pikirkan sekalipun. Makan nasi iya, minum air tidak perlu ditanya. Kita semua sama, kita semua mampu. Bukan tentang over percaya diri, tetapi inilah pernyataan bahwa semua bisa diperoleh dengan semangat dan kerja keras. Lebih mengerti, lebih memahami dan tentunya lebih baik dari sebelumnya. Sadari kemampuan diri. Mengatur ambisi agar kita tidak melaju seperti dikejar tuntutan hidup. Jangan mudah takjub, jangan mudah berbangga diri dan mulailah dengan statement bahwa kita bukan siapa-siapa. Mulailah dengan tenang, memahami sekitar,bertanya jika memang tidak mengerti dan tidak keras kepala. Nikmati prosesnya maka dengan cara demikian, kita bisa menjadi apa yang kita inginkan (tentunya kemapuan diri yang positif).

Urip iku urup; hidup itu menyala. Ketika hidup kita sudah berguna untuk orang lain disekitar kita. Itulah hidup yang hakiki. Menyala dimulai dengan percikan-percikan kecil. Ya percikan kebaikan kecil yang dipupuk hari demi hari untuk menjadi lebih bermanfaat bagi sesama. Selamat memperjuangkan kesempatan dan kemampuan diri. Salam.

Terimakasih ☺

Tidak ada komentar:

Posting Komentar